Suatu hari sekitar 2 bulan yang lalu, saya menemukan rangkaian kalimat indah dari pak Mario Teguh..
Selesai membacanya, saya berpikir..
Pak Mario Teguh ini selalu bisa memberi kata2 yang menyejukkan..
Tepat disaat ada yang menggores..
Dan goresan itu memerihkan..
Saat beliau berkata..
"Ooh … engkau sakit hati lagi?
Kecewa dan patah hati
dan dunia menjadi kelam dan kelabu
hidup ini tak menarik lagi
kecuali untuk nelangsa
karena engkau diperlakukan tak adil?"
Saya merasa seperti di sapa..
Karena saya sering merasa diperlakukan tidak adil..
Dan pada saat itu terjadi, yang ada saya merasa kecewa.. Sakit hati.. Bahkan muncul iri dan dengki..
Padahal mungkin, jika dilihat lagi.. Semestinya tidak seperti itu..
Mungkin saja saya yang melihat sekeliling saya dengan pandangan negatif..
Sehingga sepertinya saya diperlakukan dengan tidak adil..
Yang akhirnya memunculkan pikiran negatif juga dalam otak dan diri saya..
Dimana akhirnya saya mengeluarkan aura negatif juga..
Semuanya jadi terasa hitam.. Kelam..
Hidup jadi nelangsa..
Jadi saya manggut manggut dengan barisan kalimat itu..
Lalu saya lanjutkan lagi membaca barisan kalimat berikutnya..
"Memang meletihkan
jika hidup ini hanya tuk menjelaskan
bahwa engkau orang baik dan niatmu baik.."
Lalu saya berpikir..
Kalau hidup memang hanya untuk menjelaskan bahwa saya baik..
Atau menjelaskan bahwa niat saya baik..
Tanpa ada bukti nyata bahwa saya memang baik dan niat saya memang baik.. Apa gunanya??
Apa ada yang perduli??
Saya jadi tersadar bahwa perlakuan itu lebih terasa daripada penjelasan..
Percuma memberi penjelasan tanpa ada perlakuan yang membuktikan penjelasan itu..
Hmmm.. Saya jadi ingat..
Saat guru matematika menjelaskan, saya akan lebih mudah mengerti jika guru tersebut menjelaskan dengan mengerjakan contoh soal.. Tidak hanya menjelaskan teori2 tentang bagaimana mengerjakan soal itu..
Jadi..
Saya merasa rangkaian kalimat ini berkata pada saya..
Kalau mau dianggap baik.. Jangan cuma menjelaskan saja.. Bersikaplah layaknya orang baik.. Berpikirlah layaknya orang yang berniat baik..
Hmm.. Lagi lagi saya manggut manggut..
Saya teruskan membaca..
Saya temukan kalimat ini..
"Tersenyumlah dalam linangan air matamu..
Engkau jiwa kecintaan Tuhan.
Tidak mungkin engkau disedihkan, tanpa rencana pembahagiaanmu.."
Saat membaca kalimat ini..
Saya langsung teringat komentar teman saya saat kami membahas kalimat tentang menikmati rasa sakit..
Saat itu teman saya ini langsung berkata.. "Siapa sih yang bikin kalimat ini?? Pengin tak uyel-uyel. Mana bisa rasa sakit dinikmati. Sakit ya sakit. Nikmat ya nikmat. Mana bisa jadi satu!!"
Hmm..
Memang benar bahwa rasa sakit dan nikmat itu mengarah pada dua konotasi yang berbeda, bertolak belakang malah.. Sehingga literally, tidak bisa dijadikan satu, seperti yang teman saya bilang tadi..
Lalu saya teringat saat saya dirundung masalah..
Awalnya saya merasa sangat terluka..
Sangat sedih dan nelangsa..
Boro boro tersenyum dalam linangan air mata seperti yang pak Mario Teguh bilang..
Bisa menahan air mata agar tidak sampai jatuh saja sudah luar biasa rasanya..
Namun..saat saya menyadari bahwa rasa sakit tidak harus ditunjukkan dengan air mata..
Saat saya menanamkan pada diri saya.. Saat saya memberikan pemahaman pada alam bawah sadar saya..
Bahwa rasa sakit itu adalah proses saya belajar dan menjadi lebih baik lagi..
Proses saya untuk dapat mengerti dan lebih mengerti lagi..
Saya mulai bisa menikmati rasa sakit itu..
Saya mulai bisa tersenyum walaupun air mata masih menggantung..
Apalagi ketika sampai pada kalimat terakhir dari pak Mario Teguh..
"Engkau jiwa kecintaan Tuhan.
Tidak mungkin engkau disedihkan, tanpa rencana pembahagiaanmu.."
Ketika saya yakin bahwa Tuhan sangat mencintai saya..
Tuhan sudah mempersiapkan yang terbaik buat saya.. Buat setiap umat nya..
Tuhan sudah mempunyai rencana hebat yang sempurna dibalik semua peristiwa..
Saya semakin menyadari bahwa Tuhan tidak pernah bersikap tidak adil pada saya.. Pada siapa saja..
Tuhan tidak pernah ingin satu umat nya pun sengsara..
Namun jika suatu kejadian yang terasa menyakitkan terjadi..
Tuhan ingin saya berfikir..
Tuhan ingin saya memahami..
Sehingga saya dapat bertindak..
Dengan se baik baik nya..
Hmm..
Menyejukkan sekali kalimat kalimat dari pak Mario Teguh ini..
Saya disadarkan bahwa saya tidak boleh berpikir negatif.. Karena itu akan menghancurkan sisi positif yang saya punya..
Saya disadarkan bahwa saya harus melakukan sesuatu yang baik.. Bukan hanya menjelaskan nya..
Saya diingatkan bahwa Tuhan punya rencana yang hebat yang tidak boleh diragukan kesempurnaan nya..
Sehingga saya diingatkan..
Untuk selalu menghadapi apa saja dengan pikiran yang positif, hati yang tulus dan niat yang baik..
(August 18, 2010)
brainditch
...a place to throw the idea away from my brain...
...it's a ditch, remember...
...a brainditch...
Selasa, 17 Agustus 2010
Senin, 16 Agustus 2010
..kebahagiaan sahabatku..
Ketika seseorang merasa bahagia..
Siapa yang paling merasa bahagia selain dirinya??
Ketika seseorang merasa sedih..
Siapa yang paling merasa sedih selain dirinya??
Jawaban nya adalah..
Orang-orang terdekatnya..
Keluarganya..
Sahabat-sahabatnya..
Mereka adalah sahabat2ku..
Saat salah satu dari kami jatuh..
Yang lain saling membantu untuk mengangkat dia yang terjatuh..
Saat salah satu dari kami terluka..
Yang lain saling turun tangan untuk sedikit mengurangi rasa sakit nya..
Saat salah satu dari kamu kebingungan..
Yang lain saling membantu menjadi pegangan..
Saat salah satu dari kami tersenyum bahagia..
Yang lain adalah orang2 pertama yang berbahagia untuk dirinya..
Indah sekali, bukan?
Saat ini..
Dua sahabatku..
Dua orang terdekatku..
Sedang merasa sangat bahagia..
Mereka berada di depan pintu menuju bahagia..
Dan aku..
Aku juga merasa sangat bahagia.. Bahagia untuk mereka..
Walaupun..
Tidak bisa aku berbohong bahwa sempat ada secuil rasa yang bertanya pada Nya.. "Kenapa kami bertiga tidak bisa merasakan rasa bahagia itu bersama-sama?? Sehingga kebahagiaan itu bisa dirasakan dengan sempurna..??"
Tapi aku tetap berbahagia..
Berbahagia untuk mereka..
Bukan..
Bukan berarti aku tidak bahagia..
Aku bahagia..
Hanya saja..
Mungkin jika kami bertiga berada dalam kondisi yang sama..
Kebahagiaan itu akan menjadi begitu sempurna..
Begitu membuat bahagia
Tapi aku sadar..
Tidak ada sesuatu yang begitu sempurna..
Dan aku tetap bahagia..
Bahagia untuk mereka..
Dan aku tahu..
Suatu saat nanti..
Mereka akan berbahagia untuk ku juga..
Karena..
Ketika seseorang merasa bahagia..
Siapa yang paling merasa bahagia selain dirinya??
Ketika seseorang merasa sedih..
Siapa yang paling merasa sedih selain dirinya??
Jawaban nya adalah..
Orang-orang terdekatnya..
Keluarganya..
Sahabat-sahabatnya..
Ps:
Sahabat2ku..
Raih dan jagalah kebahagiaan mu.. Lakukan yang terbaik yang kamu bisa untuk rasa bahagia itu..
Dan aku..
Akan berbahagia untuk rasa bahagia mu..
(Surabaya, August '10)
Siapa yang paling merasa bahagia selain dirinya??
Ketika seseorang merasa sedih..
Siapa yang paling merasa sedih selain dirinya??
Jawaban nya adalah..
Orang-orang terdekatnya..
Keluarganya..
Sahabat-sahabatnya..
Mereka adalah sahabat2ku..
Saat salah satu dari kami jatuh..
Yang lain saling membantu untuk mengangkat dia yang terjatuh..
Saat salah satu dari kami terluka..
Yang lain saling turun tangan untuk sedikit mengurangi rasa sakit nya..
Saat salah satu dari kamu kebingungan..
Yang lain saling membantu menjadi pegangan..
Saat salah satu dari kami tersenyum bahagia..
Yang lain adalah orang2 pertama yang berbahagia untuk dirinya..
Indah sekali, bukan?
Saat ini..
Dua sahabatku..
Dua orang terdekatku..
Sedang merasa sangat bahagia..
Mereka berada di depan pintu menuju bahagia..
Dan aku..
Aku juga merasa sangat bahagia.. Bahagia untuk mereka..
Walaupun..
Tidak bisa aku berbohong bahwa sempat ada secuil rasa yang bertanya pada Nya.. "Kenapa kami bertiga tidak bisa merasakan rasa bahagia itu bersama-sama?? Sehingga kebahagiaan itu bisa dirasakan dengan sempurna..??"
Tapi aku tetap berbahagia..
Berbahagia untuk mereka..
Bukan..
Bukan berarti aku tidak bahagia..
Aku bahagia..
Hanya saja..
Mungkin jika kami bertiga berada dalam kondisi yang sama..
Kebahagiaan itu akan menjadi begitu sempurna..
Begitu membuat bahagia
Tapi aku sadar..
Tidak ada sesuatu yang begitu sempurna..
Dan aku tetap bahagia..
Bahagia untuk mereka..
Dan aku tahu..
Suatu saat nanti..
Mereka akan berbahagia untuk ku juga..
Karena..
Ketika seseorang merasa bahagia..
Siapa yang paling merasa bahagia selain dirinya??
Ketika seseorang merasa sedih..
Siapa yang paling merasa sedih selain dirinya??
Jawaban nya adalah..
Orang-orang terdekatnya..
Keluarganya..
Sahabat-sahabatnya..
Ps:
Sahabat2ku..
Raih dan jagalah kebahagiaan mu.. Lakukan yang terbaik yang kamu bisa untuk rasa bahagia itu..
Dan aku..
Akan berbahagia untuk rasa bahagia mu..
(Surabaya, August '10)
Rabu, 28 Juli 2010
cewe VS cowo...nyapa VS gengsi...nunjukin rasa VS ilfeeL
Tadi sempet baca2 notes nya temen2...and i found this one... it's just a part of her note...
Ketika seorang wanita takut atau kuatir dengan amat sangat, wanita tidak butuh laki laki untuk bilang ”Jangan takut”
Atau ”Ini kan cuma film” atau ”Nggak usah kuatir” atau ”Apa yang musti ditakutin?”
Wanita tidak butuh untuk diberi fact sheet.
Wanita tidak butuh untuk diingatkan atau dikasih tahu.
Wanita hanya butuh dibuat nyaman.
Disinilah laki laki dan wanita sering tidak pernah ketemu.
With men, its always about common sense.
With women, its always about emotions.
Wanita butuh disuapin emosinya.
Bukan kata kata yang dia butuhkan, tapi perlakuan.
Merangkul dia ketika dia takut itu JAUH lebih efektif ketimbang kita bilang ”Jangan takut” sambil berdiri hadap hadapan dengan dia.
hehehehehe....jadi tertarik untuk me"lanjut"kan...
well...si penulis ini kan cowok...jadi dia melihat dari sudut pandang cowok... dan saya disini adalah cewek...soo...saya melihatnya dari sudut pandang cewek doong...
Basically, apa yang ditulis itu bener, kok... jujur aja deh para wanita di dunia... kita-kita emang somehow ngga butuh di beri fact sheet...kita ngga pengen tuh kaum adam ngingetin kita or ngasih tau hal yang sebenrnya kita udah tau... yang kita pengen dari mereka adalah RASA NYAMAN... iya kan?? in ANY conditions deh...coba dipikirin lagi... apa yang lebih menyenangkan ketimbang tatapan penuh pengertian dari cowok kita??? apa yang lebih menenangkan dari genggaman tangan yang menguatkan dan senyum di bibirnya??? dan apa yang lebih menentramkan daripada elusan dan tepukan lembut di rambut kita atau ciuman di kening dari seseorang yang kita sayang banget??? well....at least buat saya... hal2 kecil semacam itu bener2 bisa bikin klenger...hehehehe...
With men, its always about common sense
With women, its always about emotions
Wanita butuh disuapin emosinya
Bukan kata kata yang dia butuhkan, tapi perlakuan
hahahahahaha....
emang yang ini nih yang sering bikin cewek and cowok ngga ketemu... yang bikin cowok selalu bilang..."cewek tuh SUSAH DIMENGERTI"...and yang bikin para cewek bilang..."cowok tuh ANEH.." hihihihi... padahal... ini cuman karena perbedaan cara pandang aja kali yaaa.... perbedaan cara berpikir... kan dibilang... With women, its always about emotions jadi ya cewek mah emang udah dari sono nya selalu mikir pake perasaan...sesuatu yang JARANG bangetdh dilakukan para pria.. dan kadang jadi rada-rada nyebelin buat para cowok... karena cewek tends to be a lot more sensitive.. dan itu kadang menyebalkan...coba jujur ajah...kadang2 kita sendiri juga sebel kan kalo liat temen cewek kita yang sensi (dengan catatan kita nya lagi dalam keadaan tidak sensi...hehehe...)... NAH..!! kita yang sama2 cewek aja bisa begitu...apalagi mereka yang basically engga begitu.. iya, kan??? contoh nih...beberapa waktu yang lalu...saya dan temen sempet berdiskusi...soal sensi-sensi-an dan gengsi-gengsi-an... jadi ceritanya, kita lagi ngebahas soal siapa yang lebih dulu nyapa dan apa efeknya.. mmm... bingung ya...gini lho...ini percakapan sudah di edit kemana-mana yah... tapi intinya ya kurang lebih begini laaah... hahahaha...
saya: eh, si A(cewek) sama si B(cowok) tuh lagi pdkt yah??
teman saya: kaya nya sih gitu...secara udah sering bangetd sms-an...FB-an...YM-an...
saya: ooh... siapa duluan yang nyapa??
teman saya: mmm.... kadang si A...kadang si B...
saya: oooh...
(beberapa hari kemudian...)
saya: kok si A ngga YM-an sama si B??? tumben???
teman saya: katanya sih dia males...coz ntar kalo dia terus yang nyapa2...keliatan nya dia yang ngebet gituh... gengsi laaah....
saya: iya juga yah... jadi gimana??? let B know kalo A ngga gitu??? walopun A disini benernya gelisah bangetd pengen nyapa...mmm....
teman saya: mmm.....
(beberapa hari kemudian)
teman saya: eh...kalo kita para cewe punya pikiran..."diemin dulu ah, beberapa hari... liat..dia nyapa duluan ngga...cuman pengen liat apa si cowok ini beneran ada hati sama dia"...dont you think that para cowok juga bisa aja berpikiran seperti itu??? ngediemin cewek2 yang dia lagi pedekate-in hanya untuk narik ulur??? untuk mastiin apa si cewek ini nyariin dia ato engga...sebagai salah satu cara untuk nge-test bahwa si cewek ini juga ada hati sama dia???
saya: mmmm...make sense sih... tapi apa iya cowok juga mikirna begitu??? tapi ya kenapa engga???tapi yang pasti...kalo emang dia suka sama kita, pasti lah dia ada keinginan untuk selalu berada di sekitar kita...tahu kabarnya kita... paling engga untuk nyapa...untuk nunjukin bahwa dia ada....
temen saya: Iya...bener bangetdh... ngga perlu lah sampe sehari 77x sms or telpon... sekaliiii aja... cuman nyapa...cuman bilang "have a nice day"... or "hai..." itu aja udah bikin seneng bangetdh...
saya: IYA...!!!
(trus kita ngga ngelanjutin pembicaraan...kalo ngga salah ada film bagus...jadi kita ribut soal itu... hahaha...)
NAH!! sampe sekarang,, unfinished discussion itu masih ada di kepala saya... soal nyapa duluan...sms duluan...telpon duluan...blablabla... dan efeknya pada image seorang cewek... yang bisa dibilang gatel lah...genit lah... nguber-nguber lah... dan akhirnya bisa bikin cowok ilfeel... wadaww!!! padahal kan menurut kita itu wajar...dalam arti...kita kan sayang sama dia... menurut saya sih...asal ngga kelewatan sampe kayak neror dia...ngga masalah, kan??? tapi saya juga termasuk golongan cewek dengan pola pikir yang kurang lebih seperti itu sih... saya juga ngga mau lah dianggep negatif dan bikin cowok ilfeel hanya karena sms duluan...nyapa duluan...or telpon2 mulu... walaupun itu dengan pacar sendiri... agak syerem juga ngebayanginnya... kadang2 i wanna blame this to those who put women in this condition...dari dulu kita para cewek selalu dikondisikan bahwa cowok lah yang harus membuat movement duluan... cowok yang harus lebih aktif menunjukkan gerakan-gerakan...dan kita ini disarankan untuk nunggu... jadinya ya gini.. produknya ya kaya yang bisa kita lihat sekarang ini.. contoh nya ya saya aja laaah...ngga usah jauh2...liat aja pertanyaan saya waktu ngobrol sama temen saya itu... "siapa duluan yang nyapa?"... ngga penting bangetd kan?? tapi untuk sebagian besar kaum hawa...apalagi yang masih punya pengaruh pemikiran "kolot"...hal itu sangat penting... yaaa... walopun saya sendiri ngga kolot2 amat...dalam artian...saya juga ngga segitu nya kaliii...tapi influence dari sana masih ada laaah....
tapi pertanyaan nya sekarang....APA IYA KAYA GITU???
apa iya cewek yang nyapa duluan akan selalu dianggap cewek agresif???
apa iya cewek yang lebih sering sms ke cowok akan selalu dianggap cewek ngga tau malu???
apa iya cewek yang telpon-telpon mulu bisa bikin cowok ilfeel???
Atau ”Ini kan cuma film” atau ”Nggak usah kuatir” atau ”Apa yang musti ditakutin?”
Wanita tidak butuh untuk diberi fact sheet.
Wanita tidak butuh untuk diingatkan atau dikasih tahu.
Wanita hanya butuh dibuat nyaman.
Disinilah laki laki dan wanita sering tidak pernah ketemu.
With men, its always about common sense.
With women, its always about emotions.
Wanita butuh disuapin emosinya.
Bukan kata kata yang dia butuhkan, tapi perlakuan.
Merangkul dia ketika dia takut itu JAUH lebih efektif ketimbang kita bilang ”Jangan takut” sambil berdiri hadap hadapan dengan dia.
hehehehehe....jadi tertarik untuk me"lanjut"kan...
well...si penulis ini kan cowok...jadi dia melihat dari sudut pandang cowok... dan saya disini adalah cewek...soo...saya melihatnya dari sudut pandang cewek doong...
Basically, apa yang ditulis itu bener, kok... jujur aja deh para wanita di dunia... kita-kita emang somehow ngga butuh di beri fact sheet...kita ngga pengen tuh kaum adam ngingetin kita or ngasih tau hal yang sebenrnya kita udah tau... yang kita pengen dari mereka adalah RASA NYAMAN... iya kan?? in ANY conditions deh...coba dipikirin lagi... apa yang lebih menyenangkan ketimbang tatapan penuh pengertian dari cowok kita??? apa yang lebih menenangkan dari genggaman tangan yang menguatkan dan senyum di bibirnya??? dan apa yang lebih menentramkan daripada elusan dan tepukan lembut di rambut kita atau ciuman di kening dari seseorang yang kita sayang banget??? well....at least buat saya... hal2 kecil semacam itu bener2 bisa bikin klenger...hehehehe...
With men, its always about common sense
With women, its always about emotions
Wanita butuh disuapin emosinya
Bukan kata kata yang dia butuhkan, tapi perlakuan
hahahahahaha....
emang yang ini nih yang sering bikin cewek and cowok ngga ketemu... yang bikin cowok selalu bilang..."cewek tuh SUSAH DIMENGERTI"...and yang bikin para cewek bilang..."cowok tuh ANEH.." hihihihi... padahal... ini cuman karena perbedaan cara pandang aja kali yaaa.... perbedaan cara berpikir... kan dibilang... With women, its always about emotions jadi ya cewek mah emang udah dari sono nya selalu mikir pake perasaan...sesuatu yang JARANG bangetdh dilakukan para pria.. dan kadang jadi rada-rada nyebelin buat para cowok... karena cewek tends to be a lot more sensitive.. dan itu kadang menyebalkan...coba jujur ajah...kadang2 kita sendiri juga sebel kan kalo liat temen cewek kita yang sensi (dengan catatan kita nya lagi dalam keadaan tidak sensi...hehehe...)... NAH..!! kita yang sama2 cewek aja bisa begitu...apalagi mereka yang basically engga begitu.. iya, kan??? contoh nih...beberapa waktu yang lalu...saya dan temen sempet berdiskusi...soal sensi-sensi-an dan gengsi-gengsi-an... jadi ceritanya, kita lagi ngebahas soal siapa yang lebih dulu nyapa dan apa efeknya.. mmm... bingung ya...gini lho...ini percakapan sudah di edit kemana-mana yah... tapi intinya ya kurang lebih begini laaah... hahahaha...
saya: eh, si A(cewek) sama si B(cowok) tuh lagi pdkt yah??
teman saya: kaya nya sih gitu...secara udah sering bangetd sms-an...FB-an...YM-an...
saya: ooh... siapa duluan yang nyapa??
teman saya: mmm.... kadang si A...kadang si B...
saya: oooh...
(beberapa hari kemudian...)
saya: kok si A ngga YM-an sama si B??? tumben???
teman saya: katanya sih dia males...coz ntar kalo dia terus yang nyapa2...keliatan nya dia yang ngebet gituh... gengsi laaah....
saya: iya juga yah... jadi gimana??? let B know kalo A ngga gitu??? walopun A disini benernya gelisah bangetd pengen nyapa...mmm....
teman saya: mmm.....
(beberapa hari kemudian)
teman saya: eh...kalo kita para cewe punya pikiran..."diemin dulu ah, beberapa hari... liat..dia nyapa duluan ngga...cuman pengen liat apa si cowok ini beneran ada hati sama dia"...dont you think that para cowok juga bisa aja berpikiran seperti itu??? ngediemin cewek2 yang dia lagi pedekate-in hanya untuk narik ulur??? untuk mastiin apa si cewek ini nyariin dia ato engga...sebagai salah satu cara untuk nge-test bahwa si cewek ini juga ada hati sama dia???
saya: mmmm...make sense sih... tapi apa iya cowok juga mikirna begitu??? tapi ya kenapa engga???tapi yang pasti...kalo emang dia suka sama kita, pasti lah dia ada keinginan untuk selalu berada di sekitar kita...tahu kabarnya kita... paling engga untuk nyapa...untuk nunjukin bahwa dia ada....
temen saya: Iya...bener bangetdh... ngga perlu lah sampe sehari 77x sms or telpon... sekaliiii aja... cuman nyapa...cuman bilang "have a nice day"... or "hai..." itu aja udah bikin seneng bangetdh...
saya: IYA...!!!
(trus kita ngga ngelanjutin pembicaraan...kalo ngga salah ada film bagus...jadi kita ribut soal itu... hahaha...)
NAH!! sampe sekarang,, unfinished discussion itu masih ada di kepala saya... soal nyapa duluan...sms duluan...telpon duluan...blablabla... dan efeknya pada image seorang cewek... yang bisa dibilang gatel lah...genit lah... nguber-nguber lah... dan akhirnya bisa bikin cowok ilfeel... wadaww!!! padahal kan menurut kita itu wajar...dalam arti...kita kan sayang sama dia... menurut saya sih...asal ngga kelewatan sampe kayak neror dia...ngga masalah, kan??? tapi saya juga termasuk golongan cewek dengan pola pikir yang kurang lebih seperti itu sih... saya juga ngga mau lah dianggep negatif dan bikin cowok ilfeel hanya karena sms duluan...nyapa duluan...or telpon2 mulu... walaupun itu dengan pacar sendiri... agak syerem juga ngebayanginnya... kadang2 i wanna blame this to those who put women in this condition...dari dulu kita para cewek selalu dikondisikan bahwa cowok lah yang harus membuat movement duluan... cowok yang harus lebih aktif menunjukkan gerakan-gerakan...dan kita ini disarankan untuk nunggu... jadinya ya gini.. produknya ya kaya yang bisa kita lihat sekarang ini.. contoh nya ya saya aja laaah...ngga usah jauh2...liat aja pertanyaan saya waktu ngobrol sama temen saya itu... "siapa duluan yang nyapa?"... ngga penting bangetd kan?? tapi untuk sebagian besar kaum hawa...apalagi yang masih punya pengaruh pemikiran "kolot"...hal itu sangat penting... yaaa... walopun saya sendiri ngga kolot2 amat...dalam artian...saya juga ngga segitu nya kaliii...tapi influence dari sana masih ada laaah....
tapi pertanyaan nya sekarang....APA IYA KAYA GITU???
apa iya cewek yang nyapa duluan akan selalu dianggap cewek agresif???
apa iya cewek yang lebih sering sms ke cowok akan selalu dianggap cewek ngga tau malu???
apa iya cewek yang telpon-telpon mulu bisa bikin cowok ilfeel???
Minggu, 18 Oktober 2009
ini masalah selera...pilihan...dan kekuatan pikiran... *hmmm...*
Makin lama, saya makin ngerasa kalo cowok berkacamata itu emang menarik bangetd… hehehehe…tau tuh…suka asal emang…Ini pasti gara2 kelamaan mentelengin laptop buat ngerjain tugas….jadi pikirannya sempet ngawur… dan mata jadi rada burem-burem ga jelas…*hahahaha...ngeles...*
Jadi gini…perasaan siih…udah rada lama juga kok ngerasa kalo cowok berkacamata itu kelihatan menarik….hehehehhe…trus kan tadi sempet nonton “my girl” (film korea favorit yang dibintangi mantan pacar saya, mas Lee Dong Wook – ga bole ada yang protes, red – ) untuk yang kesejutakalinya…dan saya bener2 tertarik ama xue gong chan yang pas pake kacamata… pas dia ngga pake kacamata pun sebenernya dia sudah ganteng sih, tapi he looks more adorable pas pake kacamata. Hahahahaha…kelihatan lebih…mmm….apa yah…can I say that he looks smarter???… lebih “berisi” gituh…hohohohohoho….jadinya lebih manthabb… huwehehehehehehe…
Trus dalam kehidupan sehari-hari juga nih…ada beberapa orang disekeliling saya yang setelah diamat-amati, kalo pas mereka pake kacamata…mereka kelihatan lebih berkarakter… *jieeee…bahasamu lho, IN..!!!* yaaa… ngga tau ya… mungkin (kalo saya pinjem frase yang sering dipake temen2) saya bisa bilang “aaahhhh….itu cuman perasaan mbak iin sajaaaah….”…hehehe… but that’s my opinion. Padahal kan jelas-jelas orang berkacamata itu berarti ada masalah dengan penglihatannya, dan itu berarti salah satu kekurangan nya dia…tapi entah kenapa… menurut saya, as long as dia bisa menemukan the right frame yang cocok sama bentuk wajahnya…jadinya malah bagus…keren…cool….berkarakter…dan menarik (buat dirikyuh…) hahahahaha….
Sempet hal ini dibahas sama seorang temen…dan tau apa respon nya dia??? Dia bilang “haaah??? Kok bisa gitu?? Jangan2 kamu ngomong kaya gitu soalnya kamu sendiri juga pake kacamata….so, secara tidak langsung kamu membangun opini publik bahwa pake kacamata itu cool…bikin orang keliatan smart…nah!! Kalo publik sudah beropini seperti itu, kamu juga kan yang untung?? Kamu juga ikutan terangkat harkat hidupnya, orang-orang juga beranggapan kalo kamu itu cool dan smart...hahahaha” well… biarpun rada ngga terima, tapi kemungkinan selalu ada kan?? Apa sih yang ngga mungkin di dunia ini kalo Tuhan menghendaki??? Hohohoho… *ngomongnya lhooo….*
Sama seperti waktu saya pertama kali liat seorang senior di kampus pake vest. Biasanya si senior ini cuman pake kaos berkerah dan jeans aja kalo ngampus, tapi sering juga pake kemeja rapi, apalagi kalo dia pas ada pertemuan dengan para penguasa kampus (kebetulan dia ini ketua senat jaman itu). Tapi suatu hari, saya melihat dia pake kemeja warna gading, celana hitam dan Vest!! Wohohohoho...he looked so gorgeous. Waktu itu dia ada di lantai 2, dan saya ngelihat dia dari lantai 3. Langsung deh saya sapa, “tumben pake vest?? Ganteng lho..” hahahahaha...dan sejak saat itu, setiap kali dia ketemu saya, dia bakalan langsung bilang „kamu ngga bilang aku ganteng lagi tah??“ dan saya cuman bisa nyengir sambil bilang „ganteng nya cuman kalo pake vest aja kok...“ hehehehehe... sejak hari itu, saya jadi suka bangetd lihat cowo-cowo ber-vest, dengan alasan...(again)... mereka kelihatan lebih berkarakter...hihihihihihi....
Anyway, itu kan cuman pendapat saiya saja…orang lain boleh-boleh aja kok punya pendapat yang berbeda. Silahkan saja untuk tidak setuju…sah-sah saja untuk berkata “tidak“ atau „bukan seperti itu”. Ini cuman masalah selera aja, kan… dan masalah selera ngga bisa dikompromikan…Gampangan nya gini deh. Saya ini seorang pemakan cabe sejati. Biasanya, sepiring nasi goreng bisa ditemani dengan 15 biji cabe. Nah, suatu saat saya lagi ngga enak perut, jadi saya pesen tahu tek dengan cuman 1 biji cabe. Hasilnya, saya ngerasa kaya makan makanan bayi…ngga ada rasanya. Kebalikan sama adek kelas saya yang sama sekali ngga bisa makan pedes. Makan tahu tek yang ngga pake cabe, tapi cobek nya bekas ngulek bumbu tahu tek buat saya yang cabe nya cuman sebiji tadi, ya tetep aja kepedesan. Ekstrim kan???!!
Dari pengalaman itu, saiya belajar untuk melihat segala sesuatu dari segala sisi... setiap orang punya cara pandang dan pendapat sendiri-sendiri...yang akhirnya menghasilkan sikap, tindak tanduk dan kelakuan yang berbeda-beda. Begitu juga pas saya baca note seorang teman soal ”bahagia itu pilihan”, dimana dia menyadari kalo belum tentu orang lain juga akan merasakan hal yang sama dengan kita. Yeah!! Emang!! Gampangan nya gini deh. Pada saat sodara-sodara kita di Padang kena gempa, coba lihat diri kita lagi apa??? Saya sendiri lupa saat itu saya lagi apa. Tapi yang pasti, saya lagi menikmati hidup saya. Padahal, orang-orang di Padang sana mungkin lagi teriak-teriak panik, lari pontang panting biar bisa menyelamatkan diri, nangis se jadi-jadi nya ngelihat anaknya, kakaknya, adik nya, istri nya, ibu nya, bapaknya tertimbun dan ngga bisa menyelamatkan diri.
Yang saya inget banget pas lagi tsunami di Aceh. Waktu itu, beberapa menit sebelum tsunami terjadi, saya sama temen-temen lagi ngobrol di tempat saya magang di kampus. Kita ketawa-ketawa dan becanda-becanda. Kebetulan TV di ruangan itu nyala dan pas breaking news, kita langsung lihat kabar itu. Pada saat itu saya langsung menyadari bahwa kita bener-bener ngga tau apa yang akan terjadi sama kita di detik berikutnya...dan mungkin saja, saat kita tertawa-tawa dengan lepas...orang lain itu lagi nangis darah...mungkin aja pas kita mengeluarkan uang 50ribu untuk secangkir frappuccino dan duduk dengan nyaman di sofa empuk dengan AC yang sejuk dan musik yang sangat bikin relaks...orang-orang di luar sana berusaha mati-matian untuk mendapatkan uang 2ribu yang harus dibagi-bagi untuk makan orang serumah.
Kalo mau di ”tempel” di contoh ini, judul dari note temen saya itu masuk akal, kan?? Bahagia itu pilihan. Kita sendiri yang menentukan bagaimana kita menjalani hidup ini. Kita sendiri yang mengambil keputusan mengenai apapun yang akan kita lakukan, kita jalani.Walaupun mungkin kita masih tetap butuh masukan dan saran dari orang lain, seperti mama-papa, adek-kakak, sodara, teman dekat...tapi yang mereka lakukan hanyalah sebatas memberi saran...membuka pandangan...gimana-gimana, keputusan akhir tetap ada di tangan kita. Dan karena itulah, kita juga harus siap menerima konsekuensi apapun yang akan terjadi setelah keputusan itu kita ambil.
Saya kenal orang yang hidupnya ngepas banget secara finansial tapi dia benar-benar bisa bersyukur dengan apa yang dimilikinya dan dia tidak pernah mengeluh. Dia mengambil keputusan untuk menjadikan dirinya bahagia. Dia menikmati setiap detik yang dia punya. Walaupun dia tidak bisa menikmati baju mahal, nonton di XXI, ngupi-ngupi, pergi ke tempat-tempat hengot rame-rame sama teman, tapi dia tetap bahagia. Tau kenapa? Karena dia tanamkan dalam pikirannya, saya bahagia dengan hidup saya. Tapi bukan berarti dia tidak berusaha untuk bisa lebih baik dari sekarang ini...engga...dia berusaha...tapi dia tetap bersyukur dengan apapun yang dia punya sekarang ini. Dan yang mau saya garis bawahi disini adalah dia bahagia, dia memilih untuk bahagia.
Keputusan untuk menjadi bahagia atau larut dalam kesedihan juga termasuk keputusan yang susah-susah gampang. Kenapa saya bilang begitu? Karena saya sendiri sering sekali berada di kondisi seperti itu. Banyak hal kecil yang seharusnya ngga terlalu ribet jadi mbulet dan kompleks hanya karena kita melihatnya dari sudut yang bikin pandangan kita jadi ribet. Dan yang ribet ini nih yang biasanya menjadikan hidup kita kayanya kompleks banget. Jadinya kita ngga bisa menikmati hidup dan merasa ngga bahagia.
Saya perlahan-lahan semakin mempercayai dan yakin sekali bahwa setiap masalah yang datang pada saya itu adalah proses, dimana proses itu bisa menghasilkan saya dalam 2 kemungkinan wujud. Wujud pertama, saya jadi lebih baik dan wujud kedua, saya jadi tambah parah. Semuanya tergantung dari bagaimana saya menghadapi masalah itu, dan bagaimana saya akhirnya memilih, mau menjadi bahagia dan keluar dalam wujud yang pertama atau memilih untuk larut dalam kesedihan dan keluar dalam kondisi yang cacat?? Again....itu pilihan, kan?? Gampang ya??? Tapi kalo pas dijalanin...percaya deh sama saya...JAUH dari gampang. Bahkan pada saat saya memutuskan untuk memilih untuk bahagia, adaaaaaaaa aja gangguannya...Hahahahaha,... Jadi intinya, sekali memilih...konsistenlah dengan pilihan itu.... walaupun banyak halangan dan rintangan nya...hehehehehe...
So...sekali lagi....meng-amin-i note teman saya itu, saya juga bisa bilang,... bahagia itu pilihan... dan kekuatan pikiran itu benar-benar ampuh untuk merubah hati yang mellow dan menye-menye... dan yang lebih canggih....kekuatan pikiran bisa mengubah cara kita melewati hidup kita... tanya aja sama pak Mario Teguh....hehehehehe..... SEMANGAT!!!
Jadi gini…perasaan siih…udah rada lama juga kok ngerasa kalo cowok berkacamata itu kelihatan menarik….hehehehhe…trus kan tadi sempet nonton “my girl” (film korea favorit yang dibintangi mantan pacar saya, mas Lee Dong Wook – ga bole ada yang protes, red – ) untuk yang kesejutakalinya…dan saya bener2 tertarik ama xue gong chan yang pas pake kacamata… pas dia ngga pake kacamata pun sebenernya dia sudah ganteng sih, tapi he looks more adorable pas pake kacamata. Hahahahaha…kelihatan lebih…mmm….apa yah…can I say that he looks smarter???… lebih “berisi” gituh…hohohohohoho….jadinya lebih manthabb… huwehehehehehehe…
Trus dalam kehidupan sehari-hari juga nih…ada beberapa orang disekeliling saya yang setelah diamat-amati, kalo pas mereka pake kacamata…mereka kelihatan lebih berkarakter… *jieeee…bahasamu lho, IN..!!!* yaaa… ngga tau ya… mungkin (kalo saya pinjem frase yang sering dipake temen2) saya bisa bilang “aaahhhh….itu cuman perasaan mbak iin sajaaaah….”…hehehe… but that’s my opinion. Padahal kan jelas-jelas orang berkacamata itu berarti ada masalah dengan penglihatannya, dan itu berarti salah satu kekurangan nya dia…tapi entah kenapa… menurut saya, as long as dia bisa menemukan the right frame yang cocok sama bentuk wajahnya…jadinya malah bagus…keren…cool….berkarakter…dan menarik (buat dirikyuh…) hahahahaha….
Sempet hal ini dibahas sama seorang temen…dan tau apa respon nya dia??? Dia bilang “haaah??? Kok bisa gitu?? Jangan2 kamu ngomong kaya gitu soalnya kamu sendiri juga pake kacamata….so, secara tidak langsung kamu membangun opini publik bahwa pake kacamata itu cool…bikin orang keliatan smart…nah!! Kalo publik sudah beropini seperti itu, kamu juga kan yang untung?? Kamu juga ikutan terangkat harkat hidupnya, orang-orang juga beranggapan kalo kamu itu cool dan smart...hahahaha” well… biarpun rada ngga terima, tapi kemungkinan selalu ada kan?? Apa sih yang ngga mungkin di dunia ini kalo Tuhan menghendaki??? Hohohoho… *ngomongnya lhooo….*
Sama seperti waktu saya pertama kali liat seorang senior di kampus pake vest. Biasanya si senior ini cuman pake kaos berkerah dan jeans aja kalo ngampus, tapi sering juga pake kemeja rapi, apalagi kalo dia pas ada pertemuan dengan para penguasa kampus (kebetulan dia ini ketua senat jaman itu). Tapi suatu hari, saya melihat dia pake kemeja warna gading, celana hitam dan Vest!! Wohohohoho...he looked so gorgeous. Waktu itu dia ada di lantai 2, dan saya ngelihat dia dari lantai 3. Langsung deh saya sapa, “tumben pake vest?? Ganteng lho..” hahahahaha...dan sejak saat itu, setiap kali dia ketemu saya, dia bakalan langsung bilang „kamu ngga bilang aku ganteng lagi tah??“ dan saya cuman bisa nyengir sambil bilang „ganteng nya cuman kalo pake vest aja kok...“ hehehehehe... sejak hari itu, saya jadi suka bangetd lihat cowo-cowo ber-vest, dengan alasan...(again)... mereka kelihatan lebih berkarakter...hihihihihihi....
Anyway, itu kan cuman pendapat saiya saja…orang lain boleh-boleh aja kok punya pendapat yang berbeda. Silahkan saja untuk tidak setuju…sah-sah saja untuk berkata “tidak“ atau „bukan seperti itu”. Ini cuman masalah selera aja, kan… dan masalah selera ngga bisa dikompromikan…Gampangan nya gini deh. Saya ini seorang pemakan cabe sejati. Biasanya, sepiring nasi goreng bisa ditemani dengan 15 biji cabe. Nah, suatu saat saya lagi ngga enak perut, jadi saya pesen tahu tek dengan cuman 1 biji cabe. Hasilnya, saya ngerasa kaya makan makanan bayi…ngga ada rasanya. Kebalikan sama adek kelas saya yang sama sekali ngga bisa makan pedes. Makan tahu tek yang ngga pake cabe, tapi cobek nya bekas ngulek bumbu tahu tek buat saya yang cabe nya cuman sebiji tadi, ya tetep aja kepedesan. Ekstrim kan???!!
Dari pengalaman itu, saiya belajar untuk melihat segala sesuatu dari segala sisi... setiap orang punya cara pandang dan pendapat sendiri-sendiri...yang akhirnya menghasilkan sikap, tindak tanduk dan kelakuan yang berbeda-beda. Begitu juga pas saya baca note seorang teman soal ”bahagia itu pilihan”, dimana dia menyadari kalo belum tentu orang lain juga akan merasakan hal yang sama dengan kita. Yeah!! Emang!! Gampangan nya gini deh. Pada saat sodara-sodara kita di Padang kena gempa, coba lihat diri kita lagi apa??? Saya sendiri lupa saat itu saya lagi apa. Tapi yang pasti, saya lagi menikmati hidup saya. Padahal, orang-orang di Padang sana mungkin lagi teriak-teriak panik, lari pontang panting biar bisa menyelamatkan diri, nangis se jadi-jadi nya ngelihat anaknya, kakaknya, adik nya, istri nya, ibu nya, bapaknya tertimbun dan ngga bisa menyelamatkan diri.
Yang saya inget banget pas lagi tsunami di Aceh. Waktu itu, beberapa menit sebelum tsunami terjadi, saya sama temen-temen lagi ngobrol di tempat saya magang di kampus. Kita ketawa-ketawa dan becanda-becanda. Kebetulan TV di ruangan itu nyala dan pas breaking news, kita langsung lihat kabar itu. Pada saat itu saya langsung menyadari bahwa kita bener-bener ngga tau apa yang akan terjadi sama kita di detik berikutnya...dan mungkin saja, saat kita tertawa-tawa dengan lepas...orang lain itu lagi nangis darah...mungkin aja pas kita mengeluarkan uang 50ribu untuk secangkir frappuccino dan duduk dengan nyaman di sofa empuk dengan AC yang sejuk dan musik yang sangat bikin relaks...orang-orang di luar sana berusaha mati-matian untuk mendapatkan uang 2ribu yang harus dibagi-bagi untuk makan orang serumah.
Kalo mau di ”tempel” di contoh ini, judul dari note temen saya itu masuk akal, kan?? Bahagia itu pilihan. Kita sendiri yang menentukan bagaimana kita menjalani hidup ini. Kita sendiri yang mengambil keputusan mengenai apapun yang akan kita lakukan, kita jalani.Walaupun mungkin kita masih tetap butuh masukan dan saran dari orang lain, seperti mama-papa, adek-kakak, sodara, teman dekat...tapi yang mereka lakukan hanyalah sebatas memberi saran...membuka pandangan...gimana-gimana, keputusan akhir tetap ada di tangan kita. Dan karena itulah, kita juga harus siap menerima konsekuensi apapun yang akan terjadi setelah keputusan itu kita ambil.
Saya kenal orang yang hidupnya ngepas banget secara finansial tapi dia benar-benar bisa bersyukur dengan apa yang dimilikinya dan dia tidak pernah mengeluh. Dia mengambil keputusan untuk menjadikan dirinya bahagia. Dia menikmati setiap detik yang dia punya. Walaupun dia tidak bisa menikmati baju mahal, nonton di XXI, ngupi-ngupi, pergi ke tempat-tempat hengot rame-rame sama teman, tapi dia tetap bahagia. Tau kenapa? Karena dia tanamkan dalam pikirannya, saya bahagia dengan hidup saya. Tapi bukan berarti dia tidak berusaha untuk bisa lebih baik dari sekarang ini...engga...dia berusaha...tapi dia tetap bersyukur dengan apapun yang dia punya sekarang ini. Dan yang mau saya garis bawahi disini adalah dia bahagia, dia memilih untuk bahagia.
Keputusan untuk menjadi bahagia atau larut dalam kesedihan juga termasuk keputusan yang susah-susah gampang. Kenapa saya bilang begitu? Karena saya sendiri sering sekali berada di kondisi seperti itu. Banyak hal kecil yang seharusnya ngga terlalu ribet jadi mbulet dan kompleks hanya karena kita melihatnya dari sudut yang bikin pandangan kita jadi ribet. Dan yang ribet ini nih yang biasanya menjadikan hidup kita kayanya kompleks banget. Jadinya kita ngga bisa menikmati hidup dan merasa ngga bahagia.
Saya perlahan-lahan semakin mempercayai dan yakin sekali bahwa setiap masalah yang datang pada saya itu adalah proses, dimana proses itu bisa menghasilkan saya dalam 2 kemungkinan wujud. Wujud pertama, saya jadi lebih baik dan wujud kedua, saya jadi tambah parah. Semuanya tergantung dari bagaimana saya menghadapi masalah itu, dan bagaimana saya akhirnya memilih, mau menjadi bahagia dan keluar dalam wujud yang pertama atau memilih untuk larut dalam kesedihan dan keluar dalam kondisi yang cacat?? Again....itu pilihan, kan?? Gampang ya??? Tapi kalo pas dijalanin...percaya deh sama saya...JAUH dari gampang. Bahkan pada saat saya memutuskan untuk memilih untuk bahagia, adaaaaaaaa aja gangguannya...Hahahahaha,... Jadi intinya, sekali memilih...konsistenlah dengan pilihan itu.... walaupun banyak halangan dan rintangan nya...hehehehehe...
So...sekali lagi....meng-amin-i note teman saya itu, saya juga bisa bilang,... bahagia itu pilihan... dan kekuatan pikiran itu benar-benar ampuh untuk merubah hati yang mellow dan menye-menye... dan yang lebih canggih....kekuatan pikiran bisa mengubah cara kita melewati hidup kita... tanya aja sama pak Mario Teguh....hehehehehe..... SEMANGAT!!!
Senin, 07 September 2009
about being yourself
Seorang teman bilang, jangan berusaha untuk menjadi orang lain, karena itu menyakitkan dan sama saja dengan menyiksa diri sendiri. Well…I can’t agree more… Ngapain juga berusaha untuk jadi orang lain?? Personally, I really think that NOT being yourself is VERY tiring…and torturing as well. In this case, sama artinya dengan pake topeng, dan nopeng itu sangat-sangat tidak enak. Coba tanya aja sama para penari topeng, atau sama mas-mas yang kerjanya jadi boneka *tau kan maksudku?? Yang biasanya ada di taman hiburan remaja, taman bermain anak-anak…ada yang jadi dora, hewan-hewan, dll*. Rasanya gerah, pengap dan ngga bebas. Sama aja kan dengan orang yang trying to be someone else? Lebih enakan juga jadi diri sendiri, tapi yang baik… In response to that, aku menambahkan… jangan berubah karena orang lain..apapun alasannya…jangan jadikan orang lain sebagai alasan kenapa kita berubah. Kenapa?? Karena orang pasti berbuat salah, orang pasti lupa, orang bisa menyakiti hati orang lain dan orang seringkali mengecewakan. Jadi, kalo kita berubah karena orang lain, maka saat orang itu lupa dan berbuat salah sehingga mengecewakan kita dan akhirnya menyakiti kita…, maka kitanya bakal ngerasa sangat kecewa dan merasa bahwa dia berhutang budi sama kita yang sudah mau bersusah payah berubah demi dia. Nah, kalo sudah begini kan gawat!!
Kenapa tiba2 ngomongin ini??? karena hari ini aku rada berbeda dari biasanya. Aku yang biasanya ngga berhenti berkicau, hari ini diem abis. Dan ini jelas bikin temen2ku pada heran dan bertanya.. "ada apa, In?". Dan aku yang tidak merasa kenapa-kenapa cuman menjawab "ngga kenapa-kenapa" *satu frase sangat standar yang biasanya digunakan para wanita untuk menyembunyikan sesuatu yang lagi dipikirkannya*. Tapi beneran. Aku ngga kenapa-kenapa... dan aku ngga ngerasa kenapa-kenapa.
Sampe akhirnya, ada satu orang teman yang bertanya lebih lanjut. Dan aku tetap keukeuh kalo aku ngga kenapa-kenapa (ya emang aku ngga ngerasain kenapa-kenapa kok...hahaha...aneh ya aku ini...). Trus aku bilang sama dia.. "well..i'm fine...just wanna try to be a bit quiet??!!" HAH!! Dapet ide dari mana pula itu?? Aku gituh??? Diem?? Ngga aku bangetdh ntar jadinya. Hahaha!! trus akhirnya mengalirlah pembicaraan itu, dan akhirnya dia bilang bahwa trying to be someone else is torturing..coz it means...we're lying to ourselves... EMANG!!! setuju beratz dot com... Orang yang berusaha jadi orang lain ngga bakalan bisa ngerasa lepas...bebas...dan happy... padahal happy adalah kunci utama untuk kenikmatan hidup. *So...be Happy ya, guys... ^^,*
Dan aku...aku tidak ingin menjadi orang lain... dan semoga aku tidak akan pernah menginginkannya. Mungkin ada suatu waktu dimana aku akan sedikit memperbaiki sikap...tapi ini HANYA memperbaiki...bukan mengganti dengan yang 100 percent new... Mencoba untuk jadi orang yang lebih baik...lebih dewasa...dan lebih mengerti orang lain...tapi masih seperti aku.. Isn't it better???!! =D
Kenapa tiba2 ngomongin ini??? karena hari ini aku rada berbeda dari biasanya. Aku yang biasanya ngga berhenti berkicau, hari ini diem abis. Dan ini jelas bikin temen2ku pada heran dan bertanya.. "ada apa, In?". Dan aku yang tidak merasa kenapa-kenapa cuman menjawab "ngga kenapa-kenapa" *satu frase sangat standar yang biasanya digunakan para wanita untuk menyembunyikan sesuatu yang lagi dipikirkannya*. Tapi beneran. Aku ngga kenapa-kenapa... dan aku ngga ngerasa kenapa-kenapa.
Sampe akhirnya, ada satu orang teman yang bertanya lebih lanjut. Dan aku tetap keukeuh kalo aku ngga kenapa-kenapa (ya emang aku ngga ngerasain kenapa-kenapa kok...hahaha...aneh ya aku ini...). Trus aku bilang sama dia.. "well..i'm fine...just wanna try to be a bit quiet??!!" HAH!! Dapet ide dari mana pula itu?? Aku gituh??? Diem?? Ngga aku bangetdh ntar jadinya. Hahaha!! trus akhirnya mengalirlah pembicaraan itu, dan akhirnya dia bilang bahwa trying to be someone else is torturing..coz it means...we're lying to ourselves... EMANG!!! setuju beratz dot com... Orang yang berusaha jadi orang lain ngga bakalan bisa ngerasa lepas...bebas...dan happy... padahal happy adalah kunci utama untuk kenikmatan hidup. *So...be Happy ya, guys... ^^,*
Dan aku...aku tidak ingin menjadi orang lain... dan semoga aku tidak akan pernah menginginkannya. Mungkin ada suatu waktu dimana aku akan sedikit memperbaiki sikap...tapi ini HANYA memperbaiki...bukan mengganti dengan yang 100 percent new... Mencoba untuk jadi orang yang lebih baik...lebih dewasa...dan lebih mengerti orang lain...tapi masih seperti aku.. Isn't it better???!! =D
Kamis, 09 April 2009
pertanyaan tentang soulmate
Mmm…..
Beberapa waktu belakangan…(kalo boleh jujur, benernya udah agak lama siiiy), aku sering bertanya-tanya sama diriku sendiri…mengingat beberapa temanku sedang mengalami “kebahagiaan” dalam “loveship” mereka masing-masing…bahkan…ada yang memutuskan untuk menikah…yang jadi pertanyaan sebenernya….apa mereka yakin dengan keputusan menikah? Apa mereka yakin kalo orang itu adalah soulmate mereka…kok sampe akhirnya mereka memutuskan untuk menikah? Apa mereka yakin dengan mereka menikahi orang itu…maka mereka akan bersama selamanya? Together ever after? Kaya yang di cerita-cerita dongeng yang beberapa kali aku certain ke murid-murid aku? Yang secara ngga langsung bikin makhluk-makhluk terutama cewe jadi punya persepsi kalo jalan kehidupan mereka juga bakalan kaya gitu? (berdandan yang cantik dan menunggu pangeran datang lalu mereka menikah dan hidup bahagia selamanya) Huwaaaa….aku jadi tambah bingung…semakin ruwet aja jalan pikiran ku…
Tapi…beneran deh…pas beberapa temen ngabarin kalo mereka bakal segera menikah…pertanyaan-pertanyaan tadi langsung muncul begitu aja di otak ku…ga tau kenapa…selain pertanyaan-pertanyaan tadi…masih ada lagi beberapa pertanyaan yang juga muncul di otak ku…seperti…”nikah? Yakin nih? Kamu yakin dia Mr. Right / Mrs. Right buat kamu? soulmate kamu? Lagian…Kamu kan baru twenty something…Ngga kecepetan? Ngga pengen S2 dulu? Ngga pengen punya karier yang bagus dulu?” dan itu semua dikarenakan opini-opini yang terbentuk di masyarakat bahwa kalo cewe udah nikah, maka secara natural…aktivitas nya akan berkurang…apalagi kalo sudah punya anak…wah…makin berkurang lah aktifitas nya. Ada sih satu dua contoh yang nunjukin kalo dengan menikah ngga bakalan menghambat aktivitas, ngga berarti karier jadi mandeg… tapi tetep aja kan… prioritas dan cara pandang orang yang sudah menikah bakal berubah…atau paling tidak…bergeser…(please correct me if I’m wrong)
anyway…bukan itu sebenernya yang jadi unek-unek di dalam otak ku lately…aku lebih tertarik dengan salah satu sub judul di suatu novel…
Pertanyaan tentang soulmate
Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada,
Orang yang membuatmu merasa lengkap, bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh nyata,
pertanyaan nya adalah:
dimanakah soulmate itu berada?
Terselip diantara gedung-gedung jangkung ibu kota?
Terpencil di tengah lautan?
Sedang berkelana dalam rimbanya hutan?
Mengejar angin, memanah awan, membanting petir?
Atau bersembunyi di balik rumitnya mesin angka dan teknologi?
Apakah dia seorang yang jauh?
Pangeran impian dari antah berantah?
Atau seorang yang sangat dekat,
Yang jaraknya hanya terpisah satu helaan napas dan satu kedipan mata?
Atau sesungguhnya soulmate itu tak pernah ada?
Hanya kisah penghibur lara yang sudah ada sejak zaman dulu kala?
Isapan jempol bagi jiwa-jiwa sederhana
Yang masih percaya pada asa?
Taken from: Soulmate.com (Jessica Huwae)
Well…pas baca novel ini (soulmate.com by Jessica huwae), sebenernya aku juga ngga ngerasa ini topik yang bener-bener baru buat aku…honestly…udah beberapa kali pikiran kaya gini tiba2 nongol di otak ku…seakan-akan tiba2 muncul dari alam bawah sadarku…tapi emang aku ngga pernah mikirin ini lebih lanjut…apalagi mendiskusikan nya sama temen2 sambil ngafe…(seperti yang biasa aku lakuin pas weekend) aku lebih memilih untuk menyimpan pikiran2 itu…dan finally…pas aku selesai baca novel ini, aku ngga ngerasa asing lagi dengan topic nya dan… yeah… pikiran itu nyembul lagi ke permukaan…seakan-akan dia minta untuk di diskusikan…
Buat aku, kalimat ini dalem…coz ini juga sumtime jadi pertanyaan buat aku…ada orang yang sudah membina hubungan sekian lama…dan mereka yakiiiin bangetd kalo mereka adalah pasangan sejati…mereka yakin satu sama lain bahwa pasangan nya itu adalah jodoh yang diberikan Tuhan buat mereka…tapi ternyata…bukan dia orang nya. Malah, ada sepasang suami istri yang sudah berumah tangga sekian lama…dan dikaruniai putra dan putri yang lucu…dan tidak ada sejentik pun dalam pikiran mereka bahwa mereka akan berpisah (a.k.a mereka berpikir… inilah jodohku…soulmate ku…) tapi toh ternyata mereka memutuskan untuk bercerai juga…dan orang-orang itu…disadari atau tidak…akan mencari “orang itu”…yang disebut-sebut sebagai belahan jiwa-nya itu…dan mereka akan mulai bertanya-tanya… Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada, Orang yang membuatku merasa lengkap, bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh nyata, dimanakah soulmate itu berada? (am I right?)
Kalo kalimat-kalimat ini…sering aku tanyakan pada diriku sendiri…dan aku juga sering mengamati orang-orang disekitarku…teman-teman ku…sahabat-sahabat ku…saudara-saudaraku…Beberapa dari mereka menemukan “seseorang” (terlepas dari apakah “seseorang” itu adalah belahan jiwa nya atau bukan…remember, we’re still discussing ‘bout it, right? ^^, ) yang merupakan seseorang dari masa lalu nya…ada juga yang menemukan “seseorang” itu dari suatu lingkungan yang benar-benar baru (dan aku yakin itu lah yang menyebabkan teori perluas- pergaulan-maka-kemungkinan-dapet-pacar-akan-lebih-besar jadi meraja lela)…tapi ada juga yang menemukan “seseorang” itu dari lingkungan terdekat nya, hanya saja, dia baru menyadari kalo seseorang itu selalu ada…disana…untuk dia… well…well…well…mau ngga mau, aku jadi inget sama pepatah “gajah di pelupuk mata ngga digubris…tapi semut di seberang laut malah dicari-cari” (hehehehe…maaf…ini pepatah bukan versi asli nya siiiy…tapi ini versi yang sering aku pake dalam kehidupan sehari-hari…peace… ^^, ) However, the most important thing is…who is he/she? The old friend? the new one? or…a friend that still unseen? Who knows??
Now here we are…in the last part of the poem…(if I can say it’s a poem...)
Orang orang yang udah capek mencari belahan jiwa nya…mencari soulmate nya…mempertanyakan dimanakah sebagian miliknya itu? Siapakah dia? akhirnya mempertanyakan…sambil sedikit membuat argumentasi… Atau sesungguhnya soulmate itu tak pernah ada?Hanya kisah penghibur lara yang sudah ada sejak zaman dulu kala?
Isapan jempol bagi jiwa-jiwa sederhana…Yang masih percaya pada asa? Mmmm…how do you think? Kalau pertanyaan itu dikembalikan ke aku, sepertinya aku juga akan bilang…”how do you think?” untuk yang kesekian kalinya…karena aku merasa…hal seperti ini bener-bener dipengaruhi oleh pribadi, pola pikir, dan persepsi masing-masing orang…sehingga…output nya nanti juga bakalan berbeda satu sama lain…
Huwaaaah…semakin kacau aku meracau disini…hehehehehe…dunno…apa ini mutu atau ngga…yang penting… aku sekedar nulis apa yang ada di otak aku…aku menulis ini juga bukan berarti aku ngga percaya bahwa soulmate itu ada…bukan juga bermaksud mengatakan bahwa pasangan yang dimiliki sekarang ini ngga bakalan langgeng… atau dalam kata lain…suatu saat bakal putus…apalagi bermaksud bilang bahwa nikah itu pasti menghambat karier…terutama buat cewe…ENGGA sama sekali…!! Aku percaya cinta…aku percaya kalo soulmate itu benar-benar ada…hanya saja dibutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sama bagi setiap orang untuk benar-benar menemukan nya…aku juga percaya pada suatu hubungan serius yang hanya akan berpisah pada saat Tuhan mengakhiri “kontrak kerja” salah satu nya di dunia…dan aku juga berpikiran bahwa menikah bukanlah sesuatu yang menghambat…tapi menikah itu sesuatu yang membuat seseorang itu berkembang…dalam banyak hal… dalam pola berpikir, cara memandang sesuatu, bahkan sampai terjadinya pergeseran prioritas…menurut aku itu adalah suatu perkembangan yang luar biasa…disini aku cuman pengen ngungkapin apa yang ada di otak aku… ngga peduli soal gaya bahasa, kesinambungan antar paragraph (so sorry for that my dear writing lecturers…), dan yang paling penting… aku ngga peduli apa tanggepan orang… (itu juga kalo ada yang baca…well…tujuan ku bikin blog kan benernya bukan buat dibaca orang…tapi lebih ke diary…tempat dimana aku bisa membaca dan mempelajari ulang tiap kejadian yang sudah terjadi dalam hidup aku…tapi kalau ada yang baca…ya monggo… namanya juga online-journal…iya nggak?! ^^, )
Beberapa waktu belakangan…(kalo boleh jujur, benernya udah agak lama siiiy), aku sering bertanya-tanya sama diriku sendiri…mengingat beberapa temanku sedang mengalami “kebahagiaan” dalam “loveship” mereka masing-masing…bahkan…ada yang memutuskan untuk menikah…yang jadi pertanyaan sebenernya….apa mereka yakin dengan keputusan menikah? Apa mereka yakin kalo orang itu adalah soulmate mereka…kok sampe akhirnya mereka memutuskan untuk menikah? Apa mereka yakin dengan mereka menikahi orang itu…maka mereka akan bersama selamanya? Together ever after? Kaya yang di cerita-cerita dongeng yang beberapa kali aku certain ke murid-murid aku? Yang secara ngga langsung bikin makhluk-makhluk terutama cewe jadi punya persepsi kalo jalan kehidupan mereka juga bakalan kaya gitu? (berdandan yang cantik dan menunggu pangeran datang lalu mereka menikah dan hidup bahagia selamanya) Huwaaaa….aku jadi tambah bingung…semakin ruwet aja jalan pikiran ku…
Tapi…beneran deh…pas beberapa temen ngabarin kalo mereka bakal segera menikah…pertanyaan-pertanyaan tadi langsung muncul begitu aja di otak ku…ga tau kenapa…selain pertanyaan-pertanyaan tadi…masih ada lagi beberapa pertanyaan yang juga muncul di otak ku…seperti…”nikah? Yakin nih? Kamu yakin dia Mr. Right / Mrs. Right buat kamu? soulmate kamu? Lagian…Kamu kan baru twenty something…Ngga kecepetan? Ngga pengen S2 dulu? Ngga pengen punya karier yang bagus dulu?” dan itu semua dikarenakan opini-opini yang terbentuk di masyarakat bahwa kalo cewe udah nikah, maka secara natural…aktivitas nya akan berkurang…apalagi kalo sudah punya anak…wah…makin berkurang lah aktifitas nya. Ada sih satu dua contoh yang nunjukin kalo dengan menikah ngga bakalan menghambat aktivitas, ngga berarti karier jadi mandeg… tapi tetep aja kan… prioritas dan cara pandang orang yang sudah menikah bakal berubah…atau paling tidak…bergeser…(please correct me if I’m wrong)
anyway…bukan itu sebenernya yang jadi unek-unek di dalam otak ku lately…aku lebih tertarik dengan salah satu sub judul di suatu novel…
Pertanyaan tentang soulmate
Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada,
Orang yang membuatmu merasa lengkap, bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh nyata,
pertanyaan nya adalah:
dimanakah soulmate itu berada?
Terselip diantara gedung-gedung jangkung ibu kota?
Terpencil di tengah lautan?
Sedang berkelana dalam rimbanya hutan?
Mengejar angin, memanah awan, membanting petir?
Atau bersembunyi di balik rumitnya mesin angka dan teknologi?
Apakah dia seorang yang jauh?
Pangeran impian dari antah berantah?
Atau seorang yang sangat dekat,
Yang jaraknya hanya terpisah satu helaan napas dan satu kedipan mata?
Atau sesungguhnya soulmate itu tak pernah ada?
Hanya kisah penghibur lara yang sudah ada sejak zaman dulu kala?
Isapan jempol bagi jiwa-jiwa sederhana
Yang masih percaya pada asa?
Taken from: Soulmate.com (Jessica Huwae)
Well…pas baca novel ini (soulmate.com by Jessica huwae), sebenernya aku juga ngga ngerasa ini topik yang bener-bener baru buat aku…honestly…udah beberapa kali pikiran kaya gini tiba2 nongol di otak ku…seakan-akan tiba2 muncul dari alam bawah sadarku…tapi emang aku ngga pernah mikirin ini lebih lanjut…apalagi mendiskusikan nya sama temen2 sambil ngafe…(seperti yang biasa aku lakuin pas weekend) aku lebih memilih untuk menyimpan pikiran2 itu…dan finally…pas aku selesai baca novel ini, aku ngga ngerasa asing lagi dengan topic nya dan… yeah… pikiran itu nyembul lagi ke permukaan…seakan-akan dia minta untuk di diskusikan…
Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada,
Orang yang membuatmu
merasa lengkap,
bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh nyata,
dimanakah soulmate
itu berada?
Buat aku, kalimat ini dalem…coz ini juga sumtime jadi pertanyaan buat aku…ada orang yang sudah membina hubungan sekian lama…dan mereka yakiiiin bangetd kalo mereka adalah pasangan sejati…mereka yakin satu sama lain bahwa pasangan nya itu adalah jodoh yang diberikan Tuhan buat mereka…tapi ternyata…bukan dia orang nya. Malah, ada sepasang suami istri yang sudah berumah tangga sekian lama…dan dikaruniai putra dan putri yang lucu…dan tidak ada sejentik pun dalam pikiran mereka bahwa mereka akan berpisah (a.k.a mereka berpikir… inilah jodohku…soulmate ku…) tapi toh ternyata mereka memutuskan untuk bercerai juga…dan orang-orang itu…disadari atau tidak…akan mencari “orang itu”…yang disebut-sebut sebagai belahan jiwa-nya itu…dan mereka akan mulai bertanya-tanya… Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada, Orang yang membuatku merasa lengkap, bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh nyata, dimanakah soulmate itu berada? (am I right?)
Apakah dia seorang yang jauh?
Pangeran impian dari antah
berantah?
Atau seorang yang sangat dekat,
Yang jaraknya hanya terpisah
satu helaan napas dan satu kedipan mata?
Kalo kalimat-kalimat ini…sering aku tanyakan pada diriku sendiri…dan aku juga sering mengamati orang-orang disekitarku…teman-teman ku…sahabat-sahabat ku…saudara-saudaraku…Beberapa dari mereka menemukan “seseorang” (terlepas dari apakah “seseorang” itu adalah belahan jiwa nya atau bukan…remember, we’re still discussing ‘bout it, right? ^^, ) yang merupakan seseorang dari masa lalu nya…ada juga yang menemukan “seseorang” itu dari suatu lingkungan yang benar-benar baru (dan aku yakin itu lah yang menyebabkan teori perluas- pergaulan-maka-kemungkinan-dapet-pacar-akan-lebih-besar jadi meraja lela)…tapi ada juga yang menemukan “seseorang” itu dari lingkungan terdekat nya, hanya saja, dia baru menyadari kalo seseorang itu selalu ada…disana…untuk dia… well…well…well…mau ngga mau, aku jadi inget sama pepatah “gajah di pelupuk mata ngga digubris…tapi semut di seberang laut malah dicari-cari” (hehehehe…maaf…ini pepatah bukan versi asli nya siiiy…tapi ini versi yang sering aku pake dalam kehidupan sehari-hari…peace… ^^, ) However, the most important thing is…who is he/she? The old friend? the new one? or…a friend that still unseen? Who knows??
Atau sesungguhnya soulmate itu tak pernah ada?
Hanya kisah penghibur lara
yang sudah ada sejak zaman dulu kala?
Isapan jempol bagi jiwa-jiwa
sederhana
Yang masih percaya pada asa?
Now here we are…in the last part of the poem…(if I can say it’s a poem...)
Orang orang yang udah capek mencari belahan jiwa nya…mencari soulmate nya…mempertanyakan dimanakah sebagian miliknya itu? Siapakah dia? akhirnya mempertanyakan…sambil sedikit membuat argumentasi… Atau sesungguhnya soulmate itu tak pernah ada?Hanya kisah penghibur lara yang sudah ada sejak zaman dulu kala?
Isapan jempol bagi jiwa-jiwa sederhana…Yang masih percaya pada asa? Mmmm…how do you think? Kalau pertanyaan itu dikembalikan ke aku, sepertinya aku juga akan bilang…”how do you think?” untuk yang kesekian kalinya…karena aku merasa…hal seperti ini bener-bener dipengaruhi oleh pribadi, pola pikir, dan persepsi masing-masing orang…sehingga…output nya nanti juga bakalan berbeda satu sama lain…
Huwaaaah…semakin kacau aku meracau disini…hehehehehe…dunno…apa ini mutu atau ngga…yang penting… aku sekedar nulis apa yang ada di otak aku…aku menulis ini juga bukan berarti aku ngga percaya bahwa soulmate itu ada…bukan juga bermaksud mengatakan bahwa pasangan yang dimiliki sekarang ini ngga bakalan langgeng… atau dalam kata lain…suatu saat bakal putus…apalagi bermaksud bilang bahwa nikah itu pasti menghambat karier…terutama buat cewe…ENGGA sama sekali…!! Aku percaya cinta…aku percaya kalo soulmate itu benar-benar ada…hanya saja dibutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sama bagi setiap orang untuk benar-benar menemukan nya…aku juga percaya pada suatu hubungan serius yang hanya akan berpisah pada saat Tuhan mengakhiri “kontrak kerja” salah satu nya di dunia…dan aku juga berpikiran bahwa menikah bukanlah sesuatu yang menghambat…tapi menikah itu sesuatu yang membuat seseorang itu berkembang…dalam banyak hal… dalam pola berpikir, cara memandang sesuatu, bahkan sampai terjadinya pergeseran prioritas…menurut aku itu adalah suatu perkembangan yang luar biasa…disini aku cuman pengen ngungkapin apa yang ada di otak aku… ngga peduli soal gaya bahasa, kesinambungan antar paragraph (so sorry for that my dear writing lecturers…), dan yang paling penting… aku ngga peduli apa tanggepan orang… (itu juga kalo ada yang baca…well…tujuan ku bikin blog kan benernya bukan buat dibaca orang…tapi lebih ke diary…tempat dimana aku bisa membaca dan mempelajari ulang tiap kejadian yang sudah terjadi dalam hidup aku…tapi kalau ada yang baca…ya monggo… namanya juga online-journal…iya nggak?! ^^, )
Minggu, 05 April 2009
Ang dan Fei
“Intinya, kalo kamu ketemu orang yang ‘pas’, pasti kamu bakal tau sendiri. And when you get together with that person, you would feel a thousand beautiful things inside. Bahkan rasa takut sekalipun akan jadi rasa yang menyenangkan…”
Ang dan Fei…udah jalan bareng cukup lama. Ada kali 3 taunan. Everything goes well until one day…Ang met Ama…a girl that can turn his life up side down…a girl who can put his adrenalin back…like he’s sitting in a rollercoaster…Ang feels that he’s truly falling for her, but he can’t be honest to Fei…not yet. Ang belom sanggup untuk jujur sama Fei soal perasaannya sendiri. So, in the meantime, Ang butuh banyak banget supply white lies to keep Fei happy…at least until all of them are ready…
Look at Fei…cewe yang udah jadi segala-galanya buat Ang 3 tahun belakangan ini…and watching her, looking at Ang like that. God…Ang knows…apapun pilihannya, pasti itu akan nyakitin Fei. GOD! Ang ngga mungkin ngga jujur sama Fei, eventually, Ang kudu fess up, but that would surely break her heart to pieces dan Ang ngga mau ngelakuin itu. Tapi di sisi lain, Ang juga ngga mau trus-trusan bohongin Fei. She is too precious to be hurt. Ngebohongin Fei rasanya lebih ngga enak buat Ang dan ngga adil buat Fei. Poor Fei. Fei yang ngga tau apa-apa. Damn!! Ang really feels like shit rite now. Worst!! The shit from the shit that shits itself, that’s exactly how Ang feels.
Kurasa getaran cinta disetiap tatapan matanya
Andai kucoba kuberpaling
Akankah sanggup kuhadapi kenyataan ini
Oh Tuhan tolonglah aku
Janganlah kau biarkan diriku
Jatuh cinta kepadanya
Sbab andai itu terjadi akan ada hati yang terluka
Tuhan tolong diriku…
Walaupun terasa indah andaikan kudapat juga dirinya
Namun kuharus tetap bertahan
Menjaga cinta yang tlah lebih dulu kujalani
(Derby Romero - Tuhan Tolong)
Look at Fei…cewe yang udah jadi segala-galanya buat Ang 3 tahun belakangan ini…and watching her, looking at Ang like that. God…Ang knows…apapun pilihannya, pasti itu akan nyakitin Fei. GOD! Ang ngga mungkin ngga jujur sama Fei, eventually, Ang kudu fess up, but that would surely break her heart to pieces dan Ang ngga mau ngelakuin itu. Tapi di sisi lain, Ang juga ngga mau trus-trusan bohongin Fei. She is too precious to be hurt. Ngebohongin Fei rasanya lebih ngga enak buat Ang dan ngga adil buat Fei. Poor Fei. Fei yang ngga tau apa-apa. Damn!! Ang really feels like shit rite now. Worst!! The shit from the shit that shits itself, that’s exactly how Ang feels.
Kurasa getaran cinta disetiap tatapan matanya
Andai kucoba kuberpaling
Akankah sanggup kuhadapi kenyataan ini
Oh Tuhan tolonglah aku
Janganlah kau biarkan diriku
Jatuh cinta kepadanya
Sbab andai itu terjadi akan ada hati yang terluka
Tuhan tolong diriku…
Walaupun terasa indah andaikan kudapat juga dirinya
Namun kuharus tetap bertahan
Menjaga cinta yang tlah lebih dulu kujalani
(Derby Romero - Tuhan Tolong)
Great job!!! Kenapa lagu-lagu itu paling sukses bikin orang semakin terpojok!! Sekarang Ang lagi nyalain radio dan yang lagi diputer malah lagu dengan teks kaya begini. Kampriit!!!
Ang ngga ngerti…dia mesti gimana. He doest even know…does he still fall for Fei…???
Langganan:
Postingan (Atom)